Last Updated on April 17, 2023 by Yuri Adrian
Kereta rel listrik atau nama lainnya itu kereta Commuter Line sudah menjadi moda transportasi yang banyak digemari oleh masyarakat. Nah, kalau ada yang baru mau mulai jadi anker atau roker, kudu wajib nyimak tips cara naik krl berikut ini.
Tapi sebelumnya, kalau-kalau masih ada yang belum tau apa sih…
Daftar Isi
Kereta Commuter Line
Coba kita cek di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), nantinya kita akan menemukan komuter itu artinya adalah:
Kereta api penumpang yang menghubungkan tempat-tempat strategis di dalam kota dengan jadwal teratur.
Khusus di wilayah Jabodetabek dan sekitarnya yang menjadi pengelola kereta komuter adalah PT Kereta Commuter Indonesia atau lebih dikenal dengan nama KCI.
Untuk…
Rute Perjalanan KRL Commuter Line
Di wilayah Jabodetabek dibagi menjadi 6 rute perjalanan yaitu:
1. Red Line
Ini sebutan untuk rute perjalanan Bogor/Depok-Manggarai-Jakarta Kota (PP).
Stasiun yang dilewati oleh KRL Red Line atau Jalur Merah adalah:
- Bogor
- Cilebut
- Bojonggede
- Citayam
- Depok
- Depok Baru
- Pondok Cina
- Universitas Indonesia
- Universitas Pancasila
- Lenteng Agung
- Tanjung Barat
- Pasar Minggu
- Pasar Minggu Baru
- Duren Kalibata
- Cawang
- Tebet
- Manggarai
- Cikini
- Gondangdia
- Juanda
- Sawah Besar
- Mangga Besar
- Jayakarta
- Jakarta Kota
Karena saya naik dan turun di Stasiun Bojonggede, seringnya saya naik KRL Red Line alias Si Jalur Merah.
2. Yellow Line
Rute Bogor/Depok-Tanah Abang-Pasar Senen-Jatinegara (PP) dikenal dengan sebutan Yellow Line atau Jalur Kuning.
Juga yang termasuk ke dalam rute ini adalah KRL relasi Nambo-Duri.
Buat teman-teman yang bekerja atau ngantor di daerah Sudirman dan sekitarnya, pastinya selalu naik kereta jalur kuning ini.
3. Blue Line
Anak Bekasi pastinya selalu naik kereta di jalur biru ini.
Yup, di rute perjalanan Blue Line, KRL commuter line-nya menghubungkan Stasiun Cikarang-Bekasi-Jatinegara-Manggarai-Jakarta Kota (PP).
4. Green Line
Rute perjalanan jalur hijau ini menghubungkan Stasiun Rangkasbitung/Maja/Parung Panjang/Serpong-Tanah Abang (PP).
Ini adalah rute perjalanan KRL terjauh di wilayah Jabodetabek.
Jarak antara Stasiun Rangkasbitung dengan Stasiun Tanah Abang adalah 72,769 km.
Sebagai pembanding, jalur Bogor-Jakarta cuma 54,812 km atau juga Bogor-Jatinegara jarak tempuhnya itu cuma 66,758 km.
5. Brown Line
Rute KRL jalur coklat ini adalah dari Stasiun Tangerang ke Duri (PP).
KRL jalur ini melewati stasiun-stasiun berikut:
- Tangerang
- Tanah Tinggi
- Batu Ceper
- Poris
- Kali Deres
- Rawa Buaya
- Bojong Indah
- Taman Kota
- Pesing
- Grogol
- Duri
Yang terakhir adalah…
6. Pink Line
Menghubungkan Stasiun Tanjung Priok ke Stasiun Jakarta Kota pergi pulang.
Sampai saat ini, jalur KRL Stasiun Tanjung Priok ke Stasiun Jakarta Kota adalah jalur KRL dengan jarak tempuh paling pendek di wilayah Jabodetabek yaitu 8,115 km.
Nah, pada akhirnya teman-teman sudah tahu kan jalur atau rute-rute perjalanan yang dilewati KRL Commuter Line di Jabodetabek.
Selanjutnya, kita sama-sama lihat panduan umum..
Bagaimana cara naik KRL
Khususnya untuk para anker dan roker pemula ya. Wajib simak baik-baik informasi ini.
Wait, kok ada istilah anker dan roker segala sih? Apaan tuh?
He he he, dalam kasus ini ANKER itu singkatan dari anak kereta kalau roker itu rombongan kereta.
Sebutan keren dan gaul buat penumpang KRL Commuter Line pokoknya itu mah.
1. Tentukan mau naik dan turun di Stasiun mana
Ini penting banget karena memang dari awal kita harus punya rencana perjalanan kalau tidak ada rencana bisa bikin repot.
Contohnya saya nih, naik KRL dari Stasiun Bojonggede karena stasiun yang terdekat dengan rumah ya ke Stasiun Bojonggede.
Lokasi kantor di sekitar Setiabudi, stasiun yang terdekat adalah Stasiun Manggarai. Dalam situasi ini, saya bisa naik KRL dari Bogor yang mau ke Stasiun Tanah Abang dan atau juga ke Stasiun Jakarta Kota.
Beda kalau dulu, karena lokasi kantor di dekat Benhil, makanya saya selalu naik kereta ke Tanah Abang/Duri/Jatinegara dan turun di Stasiun Karet.
2. Cek jadwal KRL
Kalau sudah pasti mau naik dan turun di stasiun mana, selanjutnya kita wajib lihat dan cek jadwal perjalanan KRL.
Kita bisa pakai aplikasi resmi yang dirilis oleh PT KCI.
Nama aplikasinya adalah KRL ACCESS. Di aplikasi ini banyak sekali informasi penting yang bisa kita dapatkan diantaranya:
- Posisi kereta
- Jadwal kereta
- Tarif
- Info kepadatan Stasiun
- Rute KRL
Buat saya pribadi yang setiap hari naik KRL, aplikasi ini berguna banget.
Kalau teman-teman belum punya aplikasi ini, buruan deh install, ada koq di Google Play Store.
Just info, jam-jam sibuk KRL yang biasa padat penumpang itu antara pukul 07.00 dan 08.00 di pagi hari. Di sore harinya itu pada pukul 18.00 WIB.
Selanjutnya tips cara naik KRL adalah…
3. Siapkan tiket
Tiket KRL bentuknya adalah sebuah kartu, teman-teman, yaitu:
- Tiket Harian Berjaminan (THB)
- Kartu Multi Trip (KMT)
- Kartu Uang Elektronik Bank (Mandiri e-Money, BNI Tap Cash, BRI Frizz dan Flazz BCA).
Selain itu, sekarang naik KRL bisa juga pakai aplikasi LinkAja.
Saran saya, sebaiknya kita pakai Kartu Multi Trip (KMT) atau Kartu Uang Elektronik Bank misal pakai Kartu E-Money.
Lebih praktis tapi pastikan juga saldonya cukup ya.
Minimal saldo yang harus ada di KMT dan Kartu Bank adalah Rp5.000 di gate keluar.
Jadi nih, kalau saldo KMT kurang dari Rp5.000 boro-boro bisa tap out, tap in di gate masuk saja gak bakalan bisa. Portal atau pintu besinya di gate gak akan bisa dibuka.
Nah, khusus untuk KMT dan THB bisa diisi ulang (Top Up) di loket atau di Commuter Vending Machine (C-VIM) yang sudah tersedia di semua stasiun.
Untuk KMT minimal isi saldo atau Top Up adalah Rp10.000.
Kalau kita baru pertama kali pakai kartu uang elektronik bank buat naik KRL, kartunya wajib diaktifkan dulu di mesin pengecekan saldo.
Biasanya mesin ini ada di dekat loket sebelum gate masuk.
4. Masuk ke dalam Stasiun
Sebaiknya, kita siapkan dulu KMT atau Kartu Uang Elektronik yang sudah cukup saldonya.
Sekarang ini, contohnya ya di Stasiun Bojonggede, sebelum masuk ke dalam stasiun (tap in) calon penumpang itu dibagi menjadi dua jalur antrean.
Ada yang jalur antrean KRL tujuan akhir Stasiun Jakarta Kota dan ada jalur antrean KRL tujuan Tanah Abang/Duri/Jatinegara.
Di sini pentingnya ya kita cek dulu jadwal dan posisi KRL. Kita lakukan ini tentu saja manfaatnya adalah supaya kita tidak salah masuk antrean penumpang.
Kebayang kan kalau antreannya panjang dan ternyata kita salah masuk.
Sewaktu kita sudah ada di gate untuk tap in, tempelkan kartunya sampai lampu indikator warna hijau menyala.
Baru deh kita dorong pintu atau palang besinya.
Akan tetapi, kalau gate gak terbuka segera lambaikan tangan dan minta bantuan ke petugas yang ada di situ ya.
5. Menunggu KRL di peron
Yup, kalau sudah berhasil lewat gate (tap in) kita selanjutnya menuju ke peron untuk menunggu kereta datang.
Pastikan kita berada di jalan yang benar, yaitu di jalan yang lurus…
Bukan itu maksudnya.
Pastikan kita menunggu di jalur yang sesuai dengan arah perjalanan.
Contohnya di Bojonggede, kalau mau ke arah Jakarta Kota/Tanah Abang/Jatinegara kita menunggu di peron jalur 2.
Sebaliknya, kalau ke arah Bogor kita harus ada di peron jalur 1.
Oleh karena itu, kalau bingung sih wajib tanya ke petugas ya, jangan sampai kita salah posisi menunggu KRL apalagi salah naik KRL.
Gunakan underpass buat menyeberang dari satu jalur ke jalur lain.
Sebagai tambahan informasi, bisa saja kita gak lewat underpass kalau kita termasuk lansia, wanita yang sedang hamil dan penyandang disabilitas.
Ingat ya, di peron kita wajib menunggu di garis aman yaitu di garis warna kuning.
6. Naik ke KRL
Buat keamanan dan keselamatan, waktu KRL datang kita tetap berada di belakang garis kuning ya.
Dahulukan atau kasih kesempatan penumpang yang mau turun dulu, jangan kita serobot.
Makanya posisi kita jangan persis di depan pintu KRL tapi agak ke samping.
Jangan lupa baca dulu doa naik KRL ya biar perjalanannya aman dan selamat.
7. Di dalam KRL
Biar nyaman, kalau tujuan kita masih jauh, sebaiknya kita posisinya agak masuk ke tengah, jangan di dekat pintu.
Kalau sudah tidak ada tempat duduk yang kosong, kita berdiri di tempat yang sudah dikasih marka atau tanda.
Ingat ya, di dalam KRL itu ada tempat duduk prioritas. Posisi tempat duduknya ada di setiap pojok rangkaian KRL.
Yang lebih berhak duduk di tempat duduk prioritas ini adalah wanita hamil (biasanya pakai tanda khusus pin ibu hamil), lansia dan penyandang disabilitas.
Satu lagi hal penting, kalau kita bawa tas ransel, sebaiknya tas posisinya digendong di depan jangan di belakang.
Selain biar aman, juga biar gak ganggu orang lain yang ada di belakang kita.
Pada waktu kita mendapat tempat duduk, barang bawaan jangan disimpan di atas di rak bagasi ya, sebisa mungkin tetap kita pegang.
Terakhir, tips cara naik KRL adalah…
8. Turun di stasiun tujuan
Selama di dalam KRL ada baiknya kita menyimak bewara yang diberikan oleh petugas. Terutama informasi posisi kereta.
Kalau posisi kereta sudah dekat dengan stasiun tujuan (1 atau 2 stasiun lagi), maka sebaiknya kita mendekati ke arah pintu.
Dengarkan juga informasi dari petugas, pintu mana yang akan di buka.
Hati-hati melangkah waktu keluar dari KRL karena ada celah antara KRL dengan peron.
Di stasiun tujuan kita bisa keluar lewat gate dan jangan lupa tap out pakai kartu yang sama waktu kita tap in.
Sementara itu, Kalau kita pakai THB, kita bisa refund di loket atau disimpan dan bisa digunakan lagi dengan mengisi ulang saldonya di hari yang sama.
Batas waktu pengembalian uang jaminan THB ini adalah 7 hari sesudah kita terakhir melakukan perjalanan.
Selain tips di atas tadi, kita juga harus perhatikan update…
Cara naik KRL selama pandemi
Sekarang ini, kita masih dalam masa pandemi virus corona (COVID-19)
Untuk memutus penularan virus ini ada hal-hal yang wajib kita perhatikan kalau kita mau naik KRL dengan aman dan nyaman, yaitu:
- Pastikan kita dalam kondisi sehat, sedang tidak flu, batuk, pilek dan demam.
- Pastikan suhu badan tidak lebih dari 37,3 derajat celcius. Kalau suhu kita lebih dari batas minimal, kita tidak bisa masuk ke dalam stasiun.
- Memakai masker (bukan masker scuba dan buff) selama di dalam KRL dan di area stasiun.
- Menggunakan pelindung wajah atau face shield sangat disarankan.
- Memakai pakaian lengan panjang atau jaket.
- Tidak makan dan minum di dalam KRL.
- Membawa hand sanitizer.
- Mencuci tangan sebelum dan sesudah naik KRL.
- Membawa tisu basah dan juga tisu kering.
- Membawa KMT atau Kartu Uang Elektronik dan tap in/tap out dengan tanpa menyentuh gate.
- Menjaga jarak di dalam KRL dan di area stasiun (perhatikan marka/tanda)
- Tidak berbicara baik secara langsung maupun melalui handphone sewaktu ada di dalam KRL.
Akhir kata, semoga informasi ini bisa bermanfaat.
Saran dan pertanyaan silakan isi di kolom komentar.
Keep Healthy ya, teman-teman.