Last Updated on Mei 24, 2020 by Yuri Adrian
Assalamu’alaikum, teman-teman. Alhamdulillah, sebentar lagi kita sama-sama merayakan Hari Raya Idulfitri 1441 H. Sekadar mengingatkan, berikut ini adalah beberapa amalan sunah sebelum Salat Idulfitri nanti.
Insyaalloh, Hari Raya Lebaran tahun ini jatuh pada hari Minggu, 24 Mei 2020 sesuai dengan hasil sidang isbat yang dilakukan oleh Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Agama RI.
Selamat menjalani puasa pada 30 Ramadan 1441H.
— Kementerian Agama RI (@Kemenag_RI) May 22, 2020
Besok kita sambut Idul Fitri, 1 Syawal 1441H
Semoga amal ibadah #SahabatReligi diterima. Aamiin pic.twitter.com/sO1gaF2u52
Daftar Isi
Amalan-amalan Sunah yang dilakukan sebelum Salat Idulfitri
Antara lain:
Mandi junub (seperti mandi junub)
عَنْ نَافِعٍ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ كَانَ يَغْتَسِلُ يَوْمَ الْفِطْرِ قَبْلَ أَنْ يَغْدُوَ إِلَى الْمُصَلَّى.
رواه مالك فی الموطاء
Artinya:
Dari Nafi’ sesungguhnya Abdulloh bin Umar Rodhiyslkohu ‘Anhu mandi seperti mandi junub pada hari raya idulfitri sebelum berangkat pagi menuju ke tempat sholat ied . (HR. Malik)
Memakai pakaian yang paling bagus yang dimiliki
عَنْ نَافِعٍ اَنَّ ابْنَ عُمَرَ كَانَ يَلْبَسُ فِيْ العِيْدَيْنِ اَحْسَنَ ثِيَابِهِ. رواه البيهقی
Artinya:
Dari Nafi’ sesungguhnya Ibnu Umar memakai pakaian yang paling bagus pada dua hari raya (Idulfitri & Iduladha)(HR. Baihaqi)
Memakai parfum (untuk laki-laki)
عَنْ أبي هُرَيْرَةَ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طِيبُ الرِّجَالِ مَا ظَهَرَ رِيحُهُ وَخَفِيَ لَوْنُهُ وَطِيبُ النِّسَاءِ مَا ظَهَرَ لَوْنُهُ وَخَفِيَ رِيحُهُ. رواه النسائی
Artinya:
Dari Abu Huroiroh dia berkata,
Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi Wasallam bersabda: Parfum laki-laki itu tercium wanginya dan tdk tampak warnanya, sedangkan parfum wanita tampak warna nya dan tidak tercium wanginya.( HR. Nasa’i )
Baca juga: Ucapan Selamat Hari Raya Idulfitri yang benar
Makan dulu sebelum berangkat salat Idulfitri
-عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ يَغْدُو يَوْمَ الفِطْرِ حَتَّى يَأْكُلَ تَمَرَاتٍ. رواه البخاري
Artinya:
Dari Anas bin Malik rodhiyallohu ‘anhu, beliau menceritakan,
Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi Wasallam tidak berangkat ke lapangan pada hari raya Idulfitri hingga makan beberapa biji kurma.(HR. Bukhori)
-عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ : كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَخْرُجُ يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَطْعَمَ وَلَا يَطْعَمُ يَوْمَ الْأَضْحَى حَتَّى يُصَلِّيَ. رواه الترمذی
Artinya:
Dari Abdillah bin Buroidah dari Bapaknya dia berkata: Nabi Shollallohu ‘Alaihi Wasallam tidak keluar ke tempat sholat pada hari raya idul fitri sehingga makan terlebih dahulu, dan Nabi tidak makan terlebih dahulu pada hari raya idul adha sehingga (pulang) sholat ‘Ied. (HR. Tirmidzi)
Dalam riwayat Ahmad terdapat tambahan keterangan,
-مَاخَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي يَومِ فِطْرٍ قَطُّ حَتَى يَأْكُلَ تَمَراتٍ
وَكَانَ أَنَسٌ يَأْكُلُ قَبْلَ أَنْ يَخْرُجَ ثَلَاثًا، فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَزْدَادَ أَكَلَ خَمْسًا، فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَزْدَادَ أَكَلَ وِتْرًا. رواه أحمد
Artinya:
Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi Wasallam samasekali tidak keluar pada hari raya ‘idul fitri sehingga makan beberapa kurma dan Anas bin Malik juga sebelum berangkat, beliau makan 3 biji kurma. Jika nambah, beliau makan 5 biji. Jika nambah lagi maka beliau makan dengan bilangan ganjil. (HR. Ahmad).
Jadi, berdasarkan riwayat Anas di atas kita dianjurkan makan kurma sebelum berangkat salat Idulfitri.
Dianjurkan bilangan kurma yang dimakan jumlahnya ganjil. Bisa 3 biji, 5 biji, dan seterusnya dengan jumlah ganjil.
Diantara hikmah mengapa dianjurkan ganjil, kita simak keterangan Ibnu Batthol ketika menjelaskan hadis Anas di atas,
-ويجعلن وترًا استشعارًا للوحدانية، وكذلك كان يفعل فى جميع أموره
Artinya:
Dibuat bilangan ganjil agar mengingatkan keesaan Alloh. Demikian pula yang dilakukan pada semua aktivitas Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam (yang berbilang). (Syarh Shahih Bukhari, Ibnu Batthal, 4/173).
Nah, karena sekarang ini kita semua sedang wabah virus corona alias COVID-19, berikut ini adalah…
Cara Pelaksanaan Salat Idulfitri 1441 H
Tata cara ini berdasarkan Fatwa MUI No. 28 Tahun 2020 tentang Panduan Kaifian Takbir dan Salat Idulfitri di saat pandemi COVID-19.
Salat Idulfitri boleh dilaksanakan secara berjamaah
Di tanah lapang, masjid, musola atau tempat lain, kalau:
- Kawasan sudah terkendali COVID-19, ditandai dengan angka penularan menurun dan kebijakan pelonggaran aktifitas sosial yang memungkinkan terjadinya kerumunan berdasarkan ahli yang kredibel dan amanah.
- Kawasan bebas COVID-19 dan diyakini tidak terdapat penularan.
Salat Idulfitri dilakukan di rumah
Dilakukan sendiri (munfarid) atau bersama anggota keluarga, jika kita tinggal atau berada di wilayah atau kawasan yang belum terkendali penyebaran COVID-19.
Protokol Kesehatan
Harus selalu menjadi prioritas dan harus diterapkan saat pelaksanaan salat Idulfitri, baik itu di masjid maupun di rumah.
Semoga, kita semua selalu mendapat pertolongan dan perlindungan dari Allah SWT, selalu dalam keadaan sehat terhindari dari wabah dan segala macam penyakit.
Aamiin 🙏